BREAKING
Stop Kekerasan di Papua Barat

Monday, December 1, 2014

KARX MARX: MATERIALISME SEJARAH, NEGARA, DAN AGAMA

 Oleh Moses Douw

Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi atau benda. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu- satunya substansi Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.

Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti: roh, hantu, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada Allah atau dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.
Setidaknya ada 5 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:
*   Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi.
*   Tidak meyakini adanya alam ghaib.
*   Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
*   Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
*   Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
Merupakan  sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.

MATERIALISME SEJARAH
Marx mengemukakan bahwa yang menentukan perkembangan masyarakat bukanlah kesadaran masyarakat, bukanlah apa yang dipikirkan masyarakat tentang dirinya tetapi keadaan riil masyarakat itu sendiri, kondisi dan situasi hidup masyarakat. Jadi bukan sesuatu yang abstrak yang ada ditataran kepala, yang bayangkan, dicita-citakan, tapi fakta-fakta /keadaan yang ada , proses hidup yang nyata. Cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan masyarakat. Dengan demikian, keadaan masyarakat selain mempengaruhi perkembangan masyarakat juga mempengaruhi kesadaran masyarakat itu sendiri.

Keadaan masyarakat yang dimaksud adalah produksi dan pekerjaan manusia. Manusia ditentukan oleh produksi, baik hasil produksinya maupun cara berproduksi. Pandangan inilah yang disebut materialisme, yang berarti kegiatan dasar manusia adalah kerja manusia. Dalam hal ini pandangan Marx menerima Feurbach,bahwa kenyataan terakhir adalah objek indrawi dalam pengertian objek indrawi ini dipahami sebagai kerja atau produksi. Namun perbedaan dari Feurbach adalah dunia indrawi yang mengelilinginya itu bukan sesuatu yangada begitu saja, melainkan alam merupakan produk dari industri dan masyarakat dalam arti alam adalah produk dari sejarah. 

Kata meterialisme yang digunakan Marx bukanlah dalam arti filosofis sebagai kepercayaan bahwa hakekat seluruh realitas adalah materi, melainkan ia ingin menunjukan pada faktor-fakor yang menentukan sejarah yang terdapat dalam produksi kebutuhan manusia. Seperti dalam penjelasan sebelumnnya faktor-faktor ini mengacu pada keadaan manusia.

Istilah sejarah mengacu pada HegeL, sebagai proses dialektis diterima Marx. Akan tetapi terdapat perbedaan pengertian. Sejarah dalam pengertian Marx adalah perjuangan kelas-kelas untuk mewujudkan kebebasan, bukan perihal perwujudan diri Roh, bukan pula tesis–anti tesis Roh Subjektif –Roh Objektif melainkan menyangkut kontradiksi-kontradiksi hidup dalam masyarakat terutama dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Jadi untuk memahami manusia dan perubahannya tidak perlu memperhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia melainkan melihat segala hal yang berkaitan dengan produksi.

Menurut Marx sejarah umat manusia sejak zaman primitif di bentuk oleh faktor-faktor kebendaan. Awal sejarah manusia dimulai dengan adanya pemilikan pribadi yang kemudian menimbulkan pertarungan memperebutkan materi atau kekayaan ekonomi. Materi atau benda lah yang menjadi faktor konstitutif proses sosial politik historis kemanusiaan. Marx menyangkal argumen Hegel maupun Weber yang melihat non-Bendawi,roh, dan gagasan berpengaruh dan menentukan sejarah. Inilah paham matrilialisme sejarah Marx.

Untuk memahami materialisme sejarah, kita juga perluh memahami bagaimana paham materialisme Marx. Materialisme adalah faham serba benda. Bertitik tolak dari asumsi itu, Marx meyakini bahwa tahap-tahap perkembangan sejarah di tentukan oleh keberadaan material. Bentuk dan kekuatan produksi material tidak saja menentukan proses perkembangan dan hubungan –hubungan sosial manusia,  serta formasi politik, tetapi juga pembagian kelas-kelas sosial. Marx berpendapat bahwa hubungan-hubungan sosial sangat erat kaitanya dengan kekuatan-kekuatan produksi baru manusia akan mengubah bentuk-bentuk atau cara produksi mereka. Oleh karena itu, materi baik dalam bentuk modal kekuatan-kekuatan maupun alat-alat produksi merupakan basis sedangkan kehidupan sosial, politik, fildsafat, agama, seni, dan negara merupakan suprastruktur. 

NEGARA, ALAT  PENINDAS?
Mengapa Marx begitu skeptis terhadap negara? Ada beberapa alasan Marx menilai terjadinya eksplooitasi kelas borjuis kapitalis terhadap kelas proletar antara lain karena eksistensi negara. Negara ternyata dijadikan alat penindasan. Bagi kelas borjuis negara di gunakan semata-mata untuk mempperkuat status  dan hegemoni ekonomi politik mereka. Kelas proletar karena tidak menguasai  alat dan mode produksi, yang merupakan sumber kekuatan itu, tidak memiliki akses sedikit pun terhadap negara.  Mereka tidak merasa memiliki negara dan terlealisasi dari lembaga politik. Negara dengan demikian, bagi Marx ibarat ‘monster’ menakutkan

AGAMA: CANDU RAKYAT DAN ALAT PENINDASAN?
Menurut Karl Marx, agama adalah candumasyarakat, karena agama, masyarakat menjadi tidak maju dan bersikap rasional. Agama yang dimaksud Marx adalah agama Kristen Ateisme yang diajarkan Marx adalah ateisme modern. Agama yang mengajarkan Tuhan yang serba bisa hanya menipu dan menyesatkan masyarakat. Marx mengkritik Feuerbach yang hanya menyatakan bahwa Tuhan adalah khayalan, namun tidak mencari sebabnya. Bagi Marx sebab yang diberikan adalah manusia lari kepada Tuhan karena penindasan yang mereka terima dari masyarakat kelas yang dikritiknya. Menurutnya agama hanya menjadi penghalang manusia untuk menyangkal dan memperbaiki hidupnya yang sedang ditindas, seandainya Tuhan dan agama tidak ada, maka manusia bisa hidup bebas dan bermartabat. Di sinilah Tuhan sekiranya dicoret karena tidak diperlukan. Manusia seharusnya menolak kapitalisme yang sedang menindas mereka. 

Agama adalah candu untuk rakyat ini merupakan kata-kata Marx ketika ia mengemikakan pandangannya tentang agama. Kata-kata itu merupakan kritiknya terhadap agama. Istilah “candu” menun jukan sinisme dan antipati Marx yang akut terhadap  agama.  Candu mengalihkan perhatian rakyat dari kenyataan sejarah dan melarikan diri dari padanya. Tuhan  yang di ajarkan agama menjadi tempat pelarian manusia, padahal semua persoalan kehidupan manusia harus bertitik tolak dari manusia dan kembali kepada manusia sendiri. Jadi, tuhan bukan manusia yang menjadi Pusat kehidupan. Menurut Marx agama tidak menjadikan manusia menjadi dirinya sendiri, melainkan menjadi sesuatu yang berada diluar dirinya. Inilah yang menyebabkan manusia dengan agama itu menjadi sesuatu yang berada di luar dirinya. Agama adalah sumber ketersaingan manusia. 


 Referensi:

DIAKSES: 21 MARET 2014
DIAKSES : 20 MARET 2014

TENTANG ""

Mosesdouw.blogspot.com adalah website privat Moses Douw yang memuat berbagai tulisan. Apabila perbanyak atau copas tulisan dalam website ini, tolong sertakan alamat lengkap. Terima Kasih

2 comments:

 
Copyright © 2013 Menongko I Ekspresi Hati
Design by MOSES | DOUW